Blogger Widgets

Kamis, 28 November 2013

DHARMA WACANA



PENTINGNYA  PERAN  PEMUDA  HINDU  DALAM  MENINGKATKAN EKSISTENSI  HINDU
Oleh   : dewa gede sugiada

Om  Swastiastu,
Om  Avignam  Astu Namo  Sidham
Pertama – tama yang saya hormati Bapak Gusty selaku guru pembimbing agama hindu di SMK N 2 KALIANDA dan rekan – rekan sekalian yang berbahagia...
Sembah bhakti dan rasa syukur kita haturkan kehadapan Ida Sang hyang Widhi Wasa, atas asung kerta wara nugraha Beliaulah kita masih diberikan kesempatan untuk berkumpul di tempat ini  dan dapat mengikuti acara ini dalam keadaan sehat dan berbahagia. Semoga karunia Brahman menyertai kita semua.
Umat sedharma yang berbahagia, pada kesempatan ini perkenankanlah saya untuk menyampaikan pesan Dharma yang berkaitan dengan “PERAN PEMUDA HINDU DALAM MENINGKATKAN EKSISTENSI
HINDU” Dewasa ini banyak pemuda yang terlibat tawuran, seks bebas, merokok, berjudi, Perilaku remaja saat ini cenderung mendekati perilaku yang negatif tidak memungkiri karena semakin berkembangnya era globalisasi gaya hidup dan perilaku remaja saat ini, di dalam sebuah pergaulan remaja indonesia sudah tercampur dengan gaya pergaulan dari luar, alhasil banyak kebudayaan indonesia tidak menjadi tradisi di kalangan remaja, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak di tujukan oleh seseorang sehingga dapat di sebutan dengan sesuatu tindakan sosial yang amat mendasar oleh sebagian manusia tindakan manusia tidak sama dengan perilaku sosial karna perilaku manusia adalah perilaku yang khusus  di tunjukan oleh manusia.

Namun saat ini masyarakat telah menunjukan perilaku sosial yang ada pada individu, seperti ketrgantungan dengan pergaulan yang ada seperti di kalangan remaja saat ini berpacaran dengan mesra di depan umum dan lain-lain, menurut remaja jaman sekarang di anggap menjadi kebiasaan, namun kebiasaan itu telah di campur tangankan dengan pergaulan di negara lain yang  pergaulan di luar menganut pergaulan bebas.

Akan tetapi sebuah pergaulan bisa di hindari jika individu tersebut memiliki kekuatan iman yang ada pada dirinya, agar tidak menyalah gunakan pergaulan yang sekarang sedang merajalela di kalangan remaja, dan dari perilaku manusia pun menjadi sebuah dampak kejahatan yang ada di dunia, tanpa di sadari kita pun sudah membuka peluang kejahatan di dunia karena ke salahan dari individu itu bergaul.
Namun tidak semua remaja yang bisa melakukan pergaulan yang negatif namun ada remaja yang mengetahu pergaulan yang begitu luas namun tidak di lakukan atau di contoh dalam kehidupannya faktor utama kesalahan dari pergaulan remaja itu bagaimana lingkungan yang ada di sekitar individu.
Macam-macam Kenakalan Remaja Dewasa ini searah perkembangan zaman dan tekhnologi banyak sekali terjadi penyalah gunaan untuk hal-hal yang negatif. Khususnya masa remaja, anak selalu mencari kesenangan semata tanpa memperdulikan akibat yang akan timbul dari perbuatannya itu. Sebagian orang berpendapat bahwa masa muda sebagian saat yang paling

  indah dan nikmat. Pada dasarnya masa remaja merupakan masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Usia remaja sangat rentan dengan keadaan.
  Banyak hal yang menyebabkan mereka berprilaku seperti itu, misalnya kurang nya perhatian dari orang tua, bergaul dengan lingkungan yang buruk, dan kurangnya pengetahuan akan agama. Tapi kita sebagai kaum minoritas dimanakah tempat kita menimba pengetahuan agama ? orang tua kita tentu sibuk dengan pekerjaan mereka, di sekolah juga belum tentu ada pengajar agama Hindu, lagi-lagi karna kita adalah kaum minoritas. Tetapi kita berhak mendapatkan ilmu pengetahuan agama, yaitu di pasraman. Tanya lah kepada diri kita, apakah kita sudah ikut pasraman? Kalau belum, dimana lagi kita akan belajar tentang agama?

 Kalau hal ini terus dibiarkan maka kesadaran beragama akan semakin berkurang, lalu jika hal ini terjadi maka bukan tidak mungkin kalau suatu saat nanti anak cucu kita tidak lagi mengenal dan menganut agama Hindu, dan Hindu tidak lagi eksis. Lalu muncul pertanyaan, bagaimana cara untuk meningkatkan eksistensi Hindu ?
Eksis adalah upaya untuk dikenal di dalam ruang lingkup masyarakat  Ada 3 cara untuk meningkatkan ke-eksisan Hindu, yaitu :

A.     BERDOA DAN BERBHAKTI
Para remaja di masa kini sering melupakan Tuhan. Kita jarang melakukan Tri Sandya, Krmaning Sembah, berjapa, dan melakukan krtanam. Jangankan hal itu, untuk bersyukur di pagi hari saat kita baru bangun saja jarang dilakukan, padahal Hyang Widhi berkata di dalam Bhagavad Gita, II.22 :
            Ananyas cintayanto mam
            Ye janah parsupasate
            Tesam nityabhiyuktanam
            Yogaksemam wahamyaham


Artinya :
Mereka yang hanya memujaku saja, tanpa memikirkan yang lainnya lagi. Kepada mereka Kubawakan segaa apa yang mereka tidak punya dan kulindungi segala apa yang mereka miliki.
Tuhan saja telah berjanji demikian kepada para bhakta Nya, lalu kenapa kita masih mengacuhkan nya ? Kita juga harus melalukan tindakan Dharma atau Sad Dharma, yaitu
1.      Dharma Wacana 
2.      Dharma Gita
3.      Dharma Tula        
4.      Dharma Yatra
5.      Dharma Widya    
6.      Dharma Santi
Selain itu kita juga harus berbhakti kepada orang tua kita. Orang tua kita adalah orang yang telah membuat kita hidup di dunia, jadi kita harus berbhakti kepada mereka dengan tulus ikhlas.

B.   BELAJAR
Saat ini kita masih dalam masa Brahmacari, yaitu masa menuntut ilmu. Di masa ini kita harus menimba ilmu sebanyak-banyak nya. Ilmu yang dapat kita pelajari tidak hanya ilmu eksakta dan ilmu sosial, tetapi kita juga dapat belajar tentang ilmu kesenian, dan cara   
berorganisasi. Dengan mengikuti kegiatan organisasi, kita juga dapat melatih kepemimpinan kita karna disuatu saat nanti kita adalah cikal bakal pemimpin Hindu di Indonesia.
 Kita juga harus menyeimbangkan semua ilmu tersebut dengan ilmu agama, karna dengan ilmu agama itulah kita dapat tuntunan di jalan Dharma.
Di dalam Bhagavad Gita.IV.36 berbunyi :
            Api ced asi papebhyah
            Sarwebhyah papakrttamah
            Sarwam jnanaplawenai’wa
            Wrjinam samtarisyasi
Artinya :
Walaupun seandainya engkau adalah orang paling berdosa diantara orang yang memikul dosa, dengan perahu ilmu pengetahuan ini engkau akan mampu mengarungi lautan dosa.


Brahmacari adalah masa hidup setiap umatnya yang digunakan untuk menuntut ilmu. Mengisi diri menuju kedewasaa rohani supaya kedewasaan rohani dan jasmani berkembang sejalan dan seimbang. Namun seiring perkembangan zaman, kedewasaan baik rohani maupun jasmani sudah tidak sejalanBrahmacari.
 Pentingnya Brahmacari Ashrama, disebutkan dalam Atharvaveda sebagai berikut :“Brahmacaryena tapasa, raja rastram vi raksati, acaryo brahmacaryena, Brahmacarinam icchate” (XI.5.17). “Sa dadhara prthivim divam ca” (XI.5.1). “Tasmin devah sammanaso bha vanti” (XI.5.1)”.
Artinya : “Seorang pemimpin dengan mengutamakan Brahmacari dapat melindungi rakyatnya, dan seorang guru yang melaksanakan Brahmacari menjadikan siswanya orang yang sempurna; Seseorang yang melaksanka Brahmacari akan menjadi penopang kekuatan dunia; Tuhan (Hyang Widhi) bersemayam pada diri seorang Brahmacari.”
Dari kutipan Veda itu jelaslah kiranya bahwa kewajiban manusia yang utama dan yang pertama dilakukan adalah menuntut ilmu atau belajar dan berpendidikan. Pelajaran dan pendidikan juga akan membangun kemampuan berpikir untuk memilah antara dharma (perbuatan baik) dan adharma (perbuatan tidak baik) sehingga manusia dapat mencapai kesempurnaan hidup.
     Kitab suci Sarasamusccaya 2 :“Manusah sarvabhutesu varttate vai subhasubhe, asubhesu samavistam subhesvevavakarayet.”
Artinya : “Diantara semua mahluk hidup, hanya yang dilahirkan sebagai manusia sajalah yang dapat melaksanakan perbuatan baik ataupun buruk, leburlah kedalam perbuatan baik segala yang buruk itu; demikianlah pahalanya menjadi manusia. “
Dalam Upanisad disebutkan pula bahwa arti kata Manusah adalah : Manu = kebijaksanaan, sah = mempunyai. Jadi manusia adalah mahluk yang mempunyai kebijaksanan. Kebijaksanaan diperoleh dari tiga kemampuan kodrati manusia yaitu Sabda (kemampuan berbicara), Bayu (kemampuan bergerak) dan Idep (kemampuan berpikir). "Idep" yang dituntun oleh ajaran agama dan ilmu pengetahuan akan menjadikan manusia itu lebih bijaksana sehingga disebut sebagai manusia yang sempurna. Mahluk lain seperti binatang hanya mempunyai dua kemampuan saja yaitu kemampuan bergerak (bayu) dan kemampuan bersuara (sabda). Binatang tidak mempunyai kemampuan berpikir (idep) oleh karena itu binatang beraktivitas berdasarkan naluri, tidak berdasarkan pikiran. Tumbuh-tumbuhan hanya mempunyai kemampuan tumbuh (bayu) saja, tidak mempunyai sabda dan idep.
Di saat seeorang berada pada masa Brahmacari, hatinya mesti lebih terdorong untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknya sesuai dengan slogan “ Masa muda adalah masa belajar dan berjuang”. Bukanya masa muda digunakan untuk bersenang-senang dan hura-hura. Seperti kata pepatah para pemuda merupakan tulang punggung Negara. Mereka hendanknya mampu membuat sejarah dan mampu membuat perubahan zaman.
Setiap orang hendaknya berusaha untuk dapat melewati masa Brahmacari dengan mencapai sasaran atau cita-citanya. Dalam naskah Silakrama dijelaskan sebagai berikut:
“Brahmacari ngarannya sang sedeng marga bhyasa sang hyang sastra, wangwang sang wruh ring tingkah sang hyang aksara, Sang mangkana karamanya sang Brahmacari ngaranya (Silakrama hal 8)”

Artinya:  Brahmacari hanya bagi orang yang menuntut ilmu pengetahuan dan yang mengetahui perihal ilmu (huruf aksara) yang demikian itu disebut dengan Brahmacari.
Uraian Silakrama diatas dengan jelas menyatakan bahwa masa Brahmacari itu adalah masa menuntut ilmu, yakni masa belajar dan berjuang, mengisi diri menuju peringkat hidup yang lebih baik, dalam usaha menghilangkan kegelapan menuju kecerdasaan. Terutama pada era globalisasi seperti saat ini dimana perkembangan iptek sangat pesat dan didalam mempelajari dan menguasai iptek hendaknya berpedoman pada agama. Hal tersebut senada dengan ucapan seorang sarjana barat yang bernama Albert Einstein, yaitu ilmu tanpa agama itu buta dan agama tanpa ilmu itu lumpuh. Makadari itu pada masa Brahmacari sebaiknya kita menuntut ilmu setinggi-tingginya agar dapat membuat perilaku dan sikap moral serta mengembangkan jiwa budi luhur.
Disini dapat kita simpulkan bahwa dengan ilmu pengetahuan kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan. Contohnya, jika kita bercita cita sebagai dokter, maka kita harus belajar tentang ilmu yang berkaitan dengan bidang kedokteran, jika kita sudah menguasainya maka kita akan mampu menjadi dokter yang baik.

C.   BEKERJA KERAS
Untuk mencapai sebuah hasil yang memuaskan, tentunya kita membutuhkan kerja keras. Dengan kerja keras yang maksimal maka maksimal pula hasil yang kita dapatkan. Di dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang menceritakan kisah seorang anak kecil bernama Lintang yang hidup di pedalaman Sumatra tepatnya di Belitong. Lintang ini sangat gigih untuk menimba ilmu disekolah yang dapat dikatakan sudah tidak layak pakai. Dia tidak memperdulikan sulitnya akses untuk mencapai sekolahnya, tak jarang Lintang bertemu dengan kawanan buaya yang sedang berjemur.  Umat sedharma yang berbahagia, anak kecil yang hidup di pedalaman saja bisa, tetapi kenapa kita yang hidup di kota tidak ? Fasilitas yang ada di pedalaman sangat tidak memadai tetapi Lintang bisa, lalu kenapa kita yang sudah diberikan fasilitas dan kemudahan oleh orang tua kita tidak bisa? Ayo kawan-kawan pemuda dan pemudi Hindu, kita gali potensi dalam diri kita. Kita tunjukan kalau diri kita mampu, dan kita harus tunjukkan kalau masyarakat Hindu penuh akan SDM yang berprestasi.
Kita sebagai masyarakat yang hidup di Lampung, kita juga harus mengikuti motto hidup orang Lampung yaitu, “Amon layon gham, siapa lagei. Amon mak ghanta, kapan lagei” yang berarti “kalau bukan kita siapa lagi. Kalau bukan sekarang, kapan lagi”
Demikian pesan Dharma yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat bagi umat se-Dharma sekalian. Jika terdapat salah ucap saya mohon maaf, dan kepada Brahman saya mohon ampun.
Dan saya akhiri dengan mengucapkan doa....
            Om asato ma sat gamaya
            Tamasyo ma jyotir gamaya
            Mrtyor mam amrtam gamaya
            Loka samasta sukino bhavantu 3x
Om Shanti Shanti Shanti Om


Tidak ada komentar:

Posting Komentar