PENTINGNYA PERAN
PEMUDA HINDU DALAM
MENINGKATKAN EKSISTENSI HINDU
Oleh : dewa gede sugiada
Om Swastiastu,
Om Avignam Astu Namo
Sidham
Pertama
– tama yang saya hormati Bapak Gusty selaku guru pembimbing agama hindu di SMK
N 2 KALIANDA dan rekan – rekan sekalian yang berbahagia...
Sembah
bhakti dan rasa syukur kita haturkan kehadapan Ida Sang hyang Widhi Wasa, atas
asung kerta wara nugraha Beliaulah kita masih diberikan kesempatan untuk
berkumpul di tempat ini dan dapat
mengikuti acara ini dalam keadaan sehat dan berbahagia. Semoga karunia Brahman
menyertai kita semua.
Umat sedharma yang berbahagia, pada kesempatan ini
perkenankanlah saya untuk menyampaikan pesan Dharma yang berkaitan dengan “PERAN
PEMUDA HINDU DALAM MENINGKATKAN EKSISTENSI
HINDU” Dewasa ini banyak pemuda yang terlibat tawuran, seks bebas, merokok, berjudi, Perilaku remaja saat ini cenderung mendekati perilaku yang negatif tidak memungkiri karena semakin berkembangnya era globalisasi gaya hidup dan perilaku remaja saat ini, di dalam sebuah pergaulan remaja indonesia sudah tercampur dengan gaya pergaulan dari luar, alhasil banyak kebudayaan indonesia tidak menjadi tradisi di kalangan remaja, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak di tujukan oleh seseorang sehingga dapat di sebutan dengan sesuatu tindakan sosial yang amat mendasar oleh sebagian manusia tindakan manusia tidak sama dengan perilaku sosial karna perilaku manusia adalah perilaku yang khusus di tunjukan oleh manusia.
HINDU” Dewasa ini banyak pemuda yang terlibat tawuran, seks bebas, merokok, berjudi, Perilaku remaja saat ini cenderung mendekati perilaku yang negatif tidak memungkiri karena semakin berkembangnya era globalisasi gaya hidup dan perilaku remaja saat ini, di dalam sebuah pergaulan remaja indonesia sudah tercampur dengan gaya pergaulan dari luar, alhasil banyak kebudayaan indonesia tidak menjadi tradisi di kalangan remaja, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak di tujukan oleh seseorang sehingga dapat di sebutan dengan sesuatu tindakan sosial yang amat mendasar oleh sebagian manusia tindakan manusia tidak sama dengan perilaku sosial karna perilaku manusia adalah perilaku yang khusus di tunjukan oleh manusia.
Namun
saat ini masyarakat telah menunjukan perilaku sosial yang ada pada individu,
seperti ketrgantungan dengan pergaulan yang ada seperti di kalangan remaja saat
ini berpacaran dengan mesra di depan umum dan lain-lain, menurut remaja jaman
sekarang di anggap menjadi kebiasaan, namun kebiasaan itu telah di campur
tangankan dengan pergaulan di negara lain yang pergaulan di luar menganut
pergaulan bebas.
Akan
tetapi sebuah pergaulan bisa di hindari jika individu tersebut memiliki
kekuatan iman yang ada pada dirinya, agar tidak menyalah gunakan pergaulan yang
sekarang sedang merajalela di kalangan remaja, dan dari perilaku manusia pun
menjadi sebuah dampak kejahatan yang ada di dunia, tanpa di sadari kita pun
sudah membuka peluang kejahatan di dunia karena ke salahan dari individu itu
bergaul.
Namun
tidak semua remaja yang bisa melakukan pergaulan yang negatif namun ada remaja
yang mengetahu pergaulan yang begitu luas namun tidak di lakukan atau di contoh
dalam kehidupannya faktor utama kesalahan dari pergaulan remaja itu bagaimana
lingkungan yang ada di sekitar individu.
Macam-macam
Kenakalan Remaja Dewasa ini searah perkembangan zaman dan tekhnologi banyak
sekali terjadi penyalah gunaan untuk hal-hal yang negatif. Khususnya masa
remaja, anak selalu mencari kesenangan semata tanpa memperdulikan akibat yang
akan timbul dari perbuatannya itu. Sebagian orang berpendapat bahwa masa muda
sebagian saat yang paling
indah dan nikmat. Pada dasarnya masa
remaja merupakan masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam
masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun
perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun
cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.
Usia remaja sangat rentan dengan keadaan.
Banyak hal yang menyebabkan mereka berprilaku seperti itu, misalnya
kurang nya perhatian dari orang tua, bergaul dengan lingkungan yang buruk, dan
kurangnya pengetahuan akan agama. Tapi kita sebagai kaum minoritas dimanakah
tempat kita menimba pengetahuan agama ? orang tua kita tentu sibuk dengan
pekerjaan mereka, di sekolah juga belum tentu ada pengajar agama Hindu,
lagi-lagi karna kita adalah kaum minoritas. Tetapi kita berhak mendapatkan ilmu
pengetahuan agama, yaitu di pasraman. Tanya lah kepada diri kita, apakah kita
sudah ikut pasraman? Kalau belum, dimana lagi kita akan belajar tentang agama?
Kalau hal ini terus dibiarkan maka kesadaran
beragama akan semakin berkurang, lalu jika hal ini terjadi maka bukan tidak
mungkin kalau suatu saat nanti anak cucu kita tidak lagi mengenal dan menganut
agama Hindu, dan Hindu tidak lagi eksis. Lalu muncul pertanyaan, bagaimana cara
untuk meningkatkan eksistensi Hindu ?
Eksis adalah upaya untuk dikenal di dalam ruang lingkup masyarakat
Ada 3 cara untuk meningkatkan ke-eksisan
Hindu, yaitu :
A.
BERDOA DAN BERBHAKTI
Para remaja di masa kini
sering melupakan Tuhan. Kita jarang melakukan Tri Sandya, Krmaning Sembah,
berjapa, dan melakukan krtanam. Jangankan hal itu, untuk bersyukur di pagi hari
saat kita baru bangun saja jarang dilakukan, padahal Hyang Widhi berkata di
dalam Bhagavad Gita, II.22 :
Ananyas
cintayanto mam
Ye janah
parsupasate
Tesam
nityabhiyuktanam
Yogaksemam
wahamyaham
Artinya :
Mereka yang hanya memujaku saja, tanpa memikirkan yang
lainnya lagi. Kepada mereka Kubawakan segaa apa yang mereka tidak punya dan
kulindungi segala apa yang mereka miliki.
Tuhan saja telah berjanji demikian
kepada para bhakta Nya, lalu kenapa kita masih mengacuhkan nya ? Kita juga
harus melalukan tindakan Dharma atau Sad Dharma, yaitu
1.
Dharma Wacana
2.
Dharma Gita
3.
Dharma Tula
4.
Dharma Yatra
5.
Dharma Widya
6.
Dharma Santi
Selain itu kita juga harus berbhakti
kepada orang tua kita. Orang tua kita adalah orang yang telah membuat kita
hidup di dunia, jadi kita harus berbhakti kepada mereka dengan tulus ikhlas.
B.
BELAJAR
Saat ini kita masih dalam
masa Brahmacari, yaitu masa menuntut ilmu. Di masa ini kita harus menimba ilmu
sebanyak-banyak nya. Ilmu yang dapat kita pelajari tidak hanya ilmu eksakta dan
ilmu sosial, tetapi kita juga dapat belajar tentang ilmu kesenian, dan cara
berorganisasi. Dengan
mengikuti kegiatan organisasi, kita juga dapat melatih kepemimpinan kita karna
disuatu saat nanti kita adalah cikal bakal pemimpin Hindu di Indonesia.
Kita juga harus menyeimbangkan semua ilmu
tersebut dengan ilmu agama, karna dengan ilmu agama itulah kita dapat tuntunan
di jalan Dharma.
Di dalam Bhagavad
Gita.IV.36 berbunyi :
Api
ced asi papebhyah
Sarwebhyah
papakrttamah
Sarwam
jnanaplawenai’wa
Wrjinam
samtarisyasi
Artinya :
Walaupun seandainya engkau adalah orang paling berdosa
diantara orang yang memikul dosa, dengan perahu ilmu pengetahuan ini engkau
akan mampu mengarungi lautan dosa.
Brahmacari adalah masa hidup setiap umatnya yang
digunakan untuk menuntut ilmu. Mengisi diri menuju kedewasaa rohani supaya
kedewasaan rohani dan jasmani berkembang sejalan dan seimbang. Namun seiring
perkembangan zaman, kedewasaan baik rohani maupun jasmani sudah tidak sejalanBrahmacari.
Pentingnya Brahmacari Ashrama,
disebutkan dalam Atharvaveda sebagai berikut :“Brahmacaryena tapasa, raja rastram vi raksati, acaryo brahmacaryena, Brahmacarinam
icchate” (XI.5.17). “Sa dadhara
prthivim divam ca” (XI.5.1). “Tasmin
devah sammanaso bha vanti” (XI.5.1)”.
Artinya
: “Seorang pemimpin dengan
mengutamakan Brahmacari dapat melindungi rakyatnya, dan seorang guru
yang melaksanakan Brahmacari menjadikan siswanya orang yang sempurna;
Seseorang yang melaksanka Brahmacari akan menjadi penopang kekuatan
dunia; Tuhan (Hyang Widhi) bersemayam pada diri seorang Brahmacari.”
Dari
kutipan Veda itu jelaslah kiranya bahwa kewajiban manusia yang utama dan yang
pertama dilakukan adalah menuntut ilmu atau belajar dan berpendidikan.
Pelajaran dan pendidikan juga akan membangun kemampuan berpikir untuk memilah
antara dharma (perbuatan baik) dan adharma (perbuatan tidak baik) sehingga
manusia dapat mencapai kesempurnaan hidup.
Kitab suci Sarasamusccaya 2 :“Manusah sarvabhutesu varttate vai
subhasubhe, asubhesu samavistam subhesvevavakarayet.”
Artinya
: “Diantara semua mahluk
hidup, hanya yang dilahirkan sebagai manusia sajalah yang dapat melaksanakan perbuatan
baik ataupun buruk, leburlah kedalam perbuatan baik segala yang buruk itu;
demikianlah pahalanya menjadi manusia. “
Dalam
Upanisad disebutkan pula bahwa arti kata Manusah adalah : Manu =
kebijaksanaan, sah = mempunyai. Jadi manusia adalah mahluk yang
mempunyai kebijaksanan. Kebijaksanaan diperoleh dari tiga kemampuan kodrati
manusia yaitu Sabda (kemampuan berbicara), Bayu (kemampuan
bergerak) dan Idep (kemampuan berpikir). "Idep" yang
dituntun oleh ajaran agama dan ilmu pengetahuan akan menjadikan manusia itu
lebih bijaksana sehingga disebut sebagai manusia yang sempurna. Mahluk lain
seperti binatang hanya mempunyai dua kemampuan saja yaitu kemampuan bergerak (bayu)
dan kemampuan bersuara (sabda). Binatang tidak mempunyai kemampuan
berpikir (idep) oleh karena itu binatang beraktivitas berdasarkan
naluri, tidak berdasarkan pikiran. Tumbuh-tumbuhan hanya mempunyai kemampuan
tumbuh (bayu) saja, tidak mempunyai sabda dan idep.
Di
saat seeorang berada pada masa Brahmacari, hatinya mesti lebih terdorong
untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknya sesuai dengan slogan “ Masa muda adalah
masa belajar dan berjuang”. Bukanya masa muda digunakan untuk bersenang-senang
dan hura-hura. Seperti kata pepatah para pemuda merupakan tulang punggung
Negara. Mereka hendanknya mampu membuat sejarah dan mampu membuat perubahan
zaman.
Setiap
orang hendaknya berusaha untuk dapat melewati masa Brahmacari dengan
mencapai sasaran atau cita-citanya. Dalam naskah Silakrama dijelaskan
sebagai berikut:
“Brahmacari ngarannya sang sedeng marga
bhyasa sang hyang sastra, wangwang sang wruh ring tingkah sang hyang aksara,
Sang mangkana karamanya sang Brahmacari ngaranya (Silakrama hal 8)”
Artinya:
Brahmacari hanya bagi orang yang menuntut ilmu
pengetahuan dan yang mengetahui perihal ilmu (huruf aksara) yang demikian itu
disebut dengan Brahmacari.
Uraian
Silakrama diatas dengan jelas menyatakan bahwa masa Brahmacari
itu adalah masa menuntut ilmu, yakni masa belajar dan berjuang, mengisi diri
menuju peringkat hidup yang lebih baik, dalam usaha menghilangkan kegelapan
menuju kecerdasaan. Terutama pada era globalisasi seperti saat ini dimana
perkembangan iptek sangat pesat dan didalam mempelajari dan menguasai iptek
hendaknya berpedoman pada agama. Hal tersebut senada dengan ucapan seorang
sarjana barat yang bernama Albert Einstein, yaitu ilmu tanpa agama itu buta dan
agama tanpa ilmu itu lumpuh. Makadari itu pada masa Brahmacari sebaiknya
kita menuntut ilmu setinggi-tingginya agar dapat membuat perilaku dan sikap
moral serta mengembangkan jiwa budi luhur.
Disini dapat kita simpulkan bahwa dengan ilmu pengetahuan
kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan. Contohnya, jika kita bercita cita
sebagai dokter, maka kita harus belajar tentang ilmu yang berkaitan dengan
bidang kedokteran, jika kita sudah menguasainya maka kita akan mampu menjadi
dokter yang baik.
C.
BEKERJA KERAS
Untuk mencapai sebuah
hasil yang memuaskan, tentunya kita membutuhkan kerja keras. Dengan kerja keras
yang maksimal maka maksimal pula hasil yang kita dapatkan. Di dalam novel
Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang menceritakan kisah seorang anak kecil
bernama Lintang yang hidup di pedalaman Sumatra tepatnya di Belitong. Lintang
ini sangat gigih untuk menimba ilmu disekolah yang dapat dikatakan sudah tidak
layak pakai. Dia tidak memperdulikan sulitnya akses untuk mencapai sekolahnya,
tak jarang Lintang bertemu dengan kawanan buaya yang sedang berjemur. Umat sedharma yang berbahagia, anak kecil yang
hidup di pedalaman saja bisa, tetapi kenapa kita yang hidup di kota tidak ?
Fasilitas yang ada di pedalaman sangat tidak memadai tetapi Lintang bisa, lalu
kenapa kita yang sudah diberikan fasilitas dan kemudahan oleh orang tua kita
tidak bisa? Ayo kawan-kawan pemuda dan pemudi Hindu, kita gali potensi dalam
diri kita. Kita tunjukan kalau diri kita mampu, dan kita harus tunjukkan kalau
masyarakat Hindu penuh akan SDM yang berprestasi.
Kita sebagai masyarakat yang hidup di
Lampung, kita juga harus mengikuti motto hidup orang Lampung yaitu,
“Amon layon gham, siapa lagei. Amon mak ghanta, kapan lagei” yang berarti
“kalau bukan kita siapa lagi. Kalau bukan sekarang, kapan lagi”
Demikian pesan Dharma yang dapat saya
sampaikan, semoga bermanfaat bagi umat se-Dharma sekalian. Jika terdapat salah
ucap saya mohon maaf, dan kepada Brahman saya mohon ampun.
Dan saya akhiri dengan mengucapkan
doa....
Om
asato ma sat gamaya
Tamasyo
ma jyotir gamaya
Mrtyor
mam amrtam gamaya
Loka
samasta sukino bhavantu 3x
Om Shanti Shanti Shanti Om
Tidak ada komentar:
Posting Komentar